Kuldesak

31 Mei 2008 | 14:00

Karya kolektif kolaborasi para sineas muda: Nan T. Achnas, Riri Riza, Mira Lesmana dan Rizal Mantovani ini, bercerita tentang persoalan anak muda kelas menengah Jakarta-obat bius, homoseksualitas, dan tentang rasa kekecewaan mendalam. Film ini dianggap sebagai "bapaknya" gerakan film independen di Indonesia. Karena keempat pembuat film ini pada tahun 1996 memutuskan untuk membuat film underground yang bebas dari aturan produksi film Orde Baru. Meskipun diputar setelah tekanan politik melonggar, tapi adegan ciuman sepasang laki-laki di dalam bis tetap disensor.

Aula Yayasan Wakaf Paramadina
Pondok Indah Plaza Blok 4-6
Jl. TB. Simatupang Jakarta
9858-5175
Gratis

The independent film movement really began with the film Kuldesak ('Cul-de-sac'). This anthology of four short features dealt with the problems of middle class Jakarta youth - drugs, homosexuality, and the feeling of absolute desolation. Its four young filmmakers decided in 1996 to produce an 'underground' film that broke free of all the rules of film production under the censorious New Order. Despite the freer political climate, one of the most radical scenes of this film, two boys kissing in a bus, was censored. It appeared to be too revolutionary even for reformasi. more